Info&tanya jawab

Kamis, 06 Agustus 2015

Sejarah Desa Adonara

Sebelum kedatangan bangsa Portugis di lewo (kampung) Adonara, pada masa itu sudah ada perkampungan- perkampungan kecil yang dihuni oleh suku-suku purba. Suku-suku tersebut adalah suku Dulu Base Dulu Rame, Kebo Wolo, Lemak, Kuda Wani, Bali Ama Lewun, Muket, Tapo dan perkampungan purba lainya di sekitar danau Kota Kaya. Perkampungan–perkampungan tersebut kian lama berangsur punah akibat wabah penyakit. Sebagian lainya meninggalkan perkampungan dan tinggal di tempat lain.
Maka berdatanglah suku- suku lain ke lewo Adonara seperti suku Serang Gorang, Suku Nepa Lolon, Suku Orang Kaya, Suku Srabiti Waihali, Suku Lemanuk dan Suku Maloko Serang Gorang. Proses kedatangan suku-suku tersebut bersal dari berbagai wilayah yakni dari wilayah timur, barat utara dan selatan. Suku–Suku pendatang baru di Lewo Adonara ini adalah suku-suku yang di daerah asalnya merupakan kalangan bangsawan yang sudah berpengalaman dalam strategi kepemimpinan dan peperangan.
Ada di antara suku-suku tersebut yang lebih dominan dan berpengaruh dalam bidang tertentu. Contohnya suku Serang Gorang dan Srabiti Waihali mahir dalam taktik bertempur sehingga posisi mereka pada saat itu sebagai pemimpin dan panglima perang. Suku lainnya sudah memiliki pengetahuan tentang agama Islam sehingga mereka di angkat sebagai pemimpin agama seperti suku Orang Kaya dan suku Maloko Serang Gorang. Sementara suku lainya diserahkan tugas untuk mengurus hak-hak ulayat seperti Suku Lemanuk.
Lewo Adonara pada jaman dulu dikenal sebagai ibu kota Kerajaan Adonara. Daerah kekuasaan kerajaan Adonara mencakup hingga ke wilayah pulau Lembata dan sebagian timur Pulau Flores. Setelah Indonesia merdeka, dihapuslah bentuk pemerintahan kerjaan menjadi sub raja (Swapraja). Pada tahun 1971 terbentuklah desa gaya baru yang dipimpin oleh seorang kepala desa.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar